Select Page

JIWA YANG BERHARAP
Mazmur 42 : 1- 6

Dari ayat yg kita baca ini, kita dpt mengetahui bhw pemazmur sedang mengalami pergumulan/masalah yg berat (ayat 4: air mataku menjadi makananku siang dan malam, ayat 6: mengapa engkau tertekan hai jiwaku). Krn beratnya masalah yg dihadapinya, sehingga digambarkan spt rusa yg haus dan merindukan sungai yg berarti. Rasa haus yg tak tertahankan sgt menyiksa. Tp rusa ini tdk serta merta dpt meminum air, krn ada binatang pemangsa yg ada di dkt perairan itu. Jd antara takut dimangsa dan rasa haus yg amat sangat menjd pergumulan yg sgt berat. Demikianlah pemazmur sgt merindukan kelepasan/ penyelesaian dari masalah yg dihadapinya.
Masalah dpt dtg pd siapa saja, baik pada org sederhana/kaya, org berpendidikan tinggi/rendah, org yg bekerja/blm bekerja, hamba Tuhan /jemaat, dll, hanya masalahnya yg berbeda. Bgmn kita menghadapi masalah dlm hidup kita? Akankah kita akan mendekat pada Allah atau bahkan menjauhi Allah? Salah satu cara utk mengenal hati dan iman seseorg adalah dgn melihat bgmn sikapnya saat menghadapi masalah.

Pemazmur mengajarkan kita utk berharap pada Tuhan saat kita menghadapi masalah. Mengapa pada Allah? Bukan pada suatu kesenangan/seseorang?
Krn jiwa yg berharap kpd Tuhan akan mendapat:
1. Kelegaan.
Org yg haus akan air hny akan dipuaskan dan bersukacita setelah minum air. Tdk bs dipuaskan dgn cara lain. Demikian juga dgn jiwa yg haus, akan mendpt kelegaan krn Allah adalah jwban yg pas utk jiwa yg haus.

2. Ketenangan.
Berharap kpda Allah tdk berarti kesulitan2 hidup lgs selesai, kadang malah menjadi berat dan tdk tahu kapan berakhir. Tetapi ada suatu hal yg terjadi saat kita berharap pada Allah yaitu ketenangan. Sekalipun masalah ada dlm hdp kita, kit abs tenang, krn kita yakin bhw Tuhan akan menolong tepat pada waktunya. Kita tdk lg berjalan dlm keraguan, tetapi dlm keyakinan dan kepastian.

Sepasang pasutri akhirnya mendapat berita baik bhw mrk akan mendapat anak setelah menunggu selama 11 th pernikahan mrk. Penantian yg panjang tentulah tidak mudah dan bukan waktu yg singkat bagi mrk. Betapa bahagianya mrk. Sebut saja mrk adalah Betty dan Yakub, sepasang anak Tuhan yg setia dlm melayani Tuhan. Hati yg bersyukur mendorong mrk bersaksi di mana2 bhw Allah itu kasih dan mujijat itu nyata dlm diri mrk. Semua berjalan dgn baik sampai memasuki bln kelima, suatu pagi perut Betty terasa sakit, pendarahan terjadi, dan suhu tubuhnya meninggi. Segera Betty menelpon suaminya dan pergi ke RS dgn taksi. Setelah menjalani bbrp jam pemeriksaan, USG, dan diinfus, akhirnya dokter dgn sangat hati2 memberitahu mrk bhw bayinya telah meninggal, dan hrs dilakukan operasi darurat utk mengeluarkan janin dlm perut Betty. Pasutri ini berpelukan sambil menangis. Pengharapan akan hadirnya si kecil hilang sudah. Setelah operasi, pasutri ini tenggelam dlm dukacita yg panjang, mrk tidak siap menerima kenyataan yg pahit ini. Mrk marah pd Allah, mrk berkata sungguh tidak masuk akal bhw Allah tdk mampu menjaga bayinya. Selama 2 th Betty tdk dpt berdoa kpd Tuhan, ia pun tdk mau melayani lagi. Dukacita Betty menjadi sukacita ketika suatu kali ia berbincang dgn seorang gadis kecil yg baru saja kehilangan adiknya krn leukemia. Gadis kecil kitu berkata,”Saat adikku sangat menderita dan tdk ada dokter yg dpt meringankan sakitnya, Yesus dtg memeluknya. Tuhan begitu sayang kpd adikku, lalu digendongnya ia ke sorga.” Perkataan gadis kecil ini membuka selaput mata imannya yg selama ini tertutup oleh kepicikannya. Tuhan tdk jahat, IA baik. Tuhan tdk pernah absent, IA selalu hadir dan bertindak. Pengharapannya kpd Tuhan terbangun kembali.

Menurut Blaise Pascal, ada sebuah ruang kosong dlm setiap manusia yg hanya bisa diisi oleh Yesus Kristus. Sesungguhnya tidak ada satu hal pun yg mampu mengisi ruang kosong tsb, baik itu harta, kekuasaan, maupun pemuasan keinginan lahiriah. Marilah kita berharap hanya kpd Tuhan, sumber pengharapan itu sendiri. Amin. (MR).