Select Page

Keluhan Pemilik Warung Makan

Seorang pemilik warung makan, suatu hari datang meminta nasehat kepada seorang konsultan bisnis yang cukup terkenal di kota itu.

Pemilik warung  warung yang nampaknya baru pertama membuka bisnis ini berkata ; “Pak, akhir-akhir ini dagangan saya sepi, mungkin bapak bisa menolong saya?

Sebagai konsultan profesional itu menanggapi dengan serius keluhan itu itu, “ Apakah Ibu sudah survey jenis-jenis makanan yang di sukai pelanggan?” Konsultan itu menyelidiki lebih jauh.

Pemilik warung  itu memastikan ; ”Sudah pak, bahkan saya sudah buat angket untuk membuat survey yang lumayan lengkap”.

Lebih jauh Konsultan itu mendalami permasalah pemilik warung dengan bertanya; “Apakah itu juga sudah cek kualitas beras, atau sayur atau jenis lauk yang itu jual?”Konsultan menelusur mencari tahu pokok masalah dari bisnis pemilik warung itu.

Pemilik warung itu menjawab dengan serius;  “Sudah pak, bahkan saya memilih suplier terbaik di kota ini.

Konsultan itu makin penasaran ;  “Ibu, sudah cek apakah harga masakan itu, mungkin terlalu mahal sehingga pelanggan merasa kemahalan?” Ia merasa bahwa ada yang aneh dengan persoalan bisnis pemilik Warung ini.

Pemilih warung menjawab tegas; “ Tentu sudah pak, warung saya termurah dari warung yang pernah ada di tempat itu.

Konsultan itu mulai bingung mencari pokok persoalan warung ibu itu. Dengan agak ragu-ragu ia mulai menemukan jawaban atas warung itu.

Konsultan itu dengan sedikit ragu-ragu bertanya dengan serius untuk yang ke sekian kalinya; “Maaf bu, ada satu pertanyaan saya yang mungkin naif saya tanyakan ke ibu, apakah ibu sudah mencicipi masakan ibu?

Pemilik warung dengan agak bingung menjawab;  “Itulah pak, sejak saya terbakar lidah saya, karena saya mencicipi masakan yang baru saya angkat dari kompor, saya terlalu takut mencicipinya.

Konsultan menjawab dengan gemas; “Bagaimana mungkin ibu menjual masakan dan makanan, bila ibu tak pernah sedikitpun mencicipinya.

Refleksi

            Cerita ini mengingatkan kita agar kita selalu menghidupi kehidupan iman dalam hidup sehari-hari dengan nyata. Pada gilirannya, kehidupan bersama Tuhan itu dapat kita bagikan kepada orang lain, melalui hidup kita dan kesaksian nyata hidup bersama Tuhan yang kita alami hari demi hari bersama-Nya. Tetapi bila kita tidak menghidupinya bagaimana mungkin kita dapat mewartakan kasih Tuhan itu, seperti pepatah : “Tong kosong berbunyi nyaring”, tak ada yang dapat kita saksikan dari pengalaman kita bersama-Nya dalam hidup sesehari.

Roma 10:13-15

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” (BWH)