Ineransi dan Infalibilitas Alkitab
“Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”
(Mark. 13:31)
Pengajaran penting dari reformasi adalah Sola Scriptura (Hanya Alkitab) yang artinya Alkitab adalah satu-satunya Wahyu Tuhan yang absolut, dengan kata lain tak ada wahyu lain selain Alkitab. Alkitab adalah Firman Tuhan yang mutlak dan tidak ada sumber Firman Tuhan lain selain Alkitab. Hanya Alkitab sumber kebenaran satu-satunya dalam kehidupan orang kristen, sehingga bagi orang Kristen, sifat Alkitab mutlak, absolut dan obyektif.
Ada 2 hal yang penting dalam memahami Alkitab yaitu: pertama, Alkitab itu ineran (tak bisa salah). Kata ineran berasal dari kata latin “errare” yang artinya sesuatu yang menjauh dari kebenaran. “Innerant” (bahasa Inggris) yang berarti bebas dari kesalahan. Sifat ineransi Alkitab menempatkan dirinya (Alkitab) sebagai wahyu yang tak bisa salah. Gulungan Laut Mati yang ditemukan tahun 1947 oleh seorang gembala kecil di Qumran menunjukan sifat ineransi Alkitab. Dead Sea Scroll (Gulungan Laut Mati) adalah salinan Alkitab tertua yang menunjukan kebenaran absolut pada salinan-salinan sesudahnya yang jumlahnya ribuan salinan dari seluruh dunia. Salinan Qumran menunjukan kesamaan jika disejajarkan dengan salinan lain yang lebih muda.
Tuhan menunjukan penyertaan-Nya kepada para penulis dan penyalin Alkitab, baik Nabi, Rasul dan para penyalin Alkitab yang membaktikan diri menulis ulang ketika perkamen kulit dan papirus sudah mulai terkoyak. Tradisi ini diteruskan dai abad ke abad oleh kelompok masyarakat penyalin Alkitab. Golongan yang populer dan melegenda sampai saat ini adalah Kaum Septuaginta, yaitu para penyalin dan penterjemah ke dalam bahasa Yunani. Septuaginta adalah sebutan untuk 70 orang cendekiawan Yahudi yang ditugaskan menerjemahkan Alkitab Ibrani ke Bahasa Yunani Koine (sehari-hari) atas perintah Raja Ptolomeus II. Dan juga terjemahan dan penyalinan versi latin dari Alkitab Masoretik berbahasa Ibrani yang diakui keabsahannya sampai saat ini, menghasilkan Alkitab Vulgata (berbahasa Latin). Sampai saat ini Alkitab versi Vulgata masih digunakan di kalangan gereja Katholik Roma.
Kedua, doktrin infabilitas adalah pengajaran yang sangat penting dalam memahami Alkitab. Infalibilitas adalah doktrin bahwa Alkitab tidak pernah keliru. Banyak peneliti Alkitab liberal mempertanyakan ortodoksi tersebut dan menganggap itu semua muncul dari kaum fundamentalis diawal abad ke-20, tetapi orang-orang Kristen masa lampau khususnya awal berdirinya kaum Anabaptis-Mennonit, sudah memiliki pemahaman tentang sifat infalibilitas Alkitab (Baca buku Cermin Anabaptis). Mereka bahkan rela kehilangan nyawanya untuk memahami pengajaran Tuhan Yesus melalui Alkitab tidak pernah keliru. Conrad Grebel, Felix Manz dan George Blaurock, rela kehilangan nyawanya untuk keyakinan iman yang mereka hayati dari pewahyuan Alkitab.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius mengatakan : ”Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2 Tim. 3:16). Menunjukan bahwa Alkitab membangun peradaban manusia. oleh karena itu betapa pentingnya sifat ineransi dan infalibilitas Alkitab untuk meletikan firman Tuhan sebagai sumber pewahyuan Allah dan satu-satunya, tidak dapat ditambah dan dikurangi. Alkitab absolut dan obyektif untuk membawa manusia pada peradaban baru Kerajaan Allah dalam kasih yang tak terbatas, meletakan dasar etika, norma dan perilaku kerajaan Allah dalam dunia sehari-hari dalam pemeliharaan Allah melalui pewahyuan Alkitab. Oleh karena itu Hiduplah berdasarkan Alkitab dengan dan bersama Alkitab karena Alkitab adalah sumber pewahyuan Allah bagi kita, mutlak , absolut dan obyektif.
(BWH)
Recent Comments