LAHIR BARU
Yoh. 3:1-5
Pdm. Agus Susanto Hadijanto, Th. M.
Tuhan Yesus sungguh inspirator dan iluminator yang hebat. Apa yang dikatakan Yesus tidak diragukan lagi, sungguh memberikan inspirasi dan iluminasi yang luar biasa. Misalnya, setelah Yesus berkhotbah di bukit, orang banyak takjub dan mengakui bahwa Ia mengajar sebagai orang yang berkuasa (Mt. 7:28-29). Bandingkan juga dalam kisah Yesus mengatakan mengenai air hidup. Orang banyak setelah mendengar perkataan-Nya mengatakan bahwa Yesus adalah seorang nabi (Yoh. 7:40), yang lain berkata bahwa Ia adalah Mesias (Yoh. 7:41) dan penjaga bait Allah mengatakan bahwa tidak ada orang yang pernah berbicara seperti Yesus (Yoh. 7:46).
Dalam kisah dialog dengan Nikodemus ini, lagi-lagi terjadi bahwa apa yang dikatakan Yesus tidak pernah didengar, apalagi dimengerti oleh orang yang sangat berintelek tinggi seperti Nikodemus ini. Nikodemus disebut dengan jelas, bahwa ia adalah seorang pengajar (teacher, ay. 10). Tidak sembarangan orang bisa disebut dan menjadi seorang pengajar. Ada begitu banyak tahapan dan tingkat yang harus dilewati untuk bisa menjadi seorang pengajar. Apalagi Nikodemus bukan hanya pengajar kelompok atau komunitas kecil, tapi pengajar bangsa (guru bangsa). Tapi menariknya, Nikodemus tidak mengerti tentang hal yang Yesus katakan (ay. 10), yaitu mengenai lahir baru.
Kalau Yesus menyebut tentang pertobatan, tentu Nikodemus langsung mengerti apa yang Yesus maksudkan. Tapi tentang lahir baru adalah sesuatu yang sama sekali baru bagi Nikodemus. Dari sini kita akan melihat beberapa hal yang dapat kita bandingkan antara lahir baru dan pertobatan.
1. Istilah yang khusus.
Istilah lahir baru adalah istilah yang sangat khusus, yang dipakai dalam kekristenan. Kepercayaan, pandangan, maupun tradisi di luar kekristenan tidak pernah memakai istilah ini. Kalau memang istilah ini juga dipakai dalam kepercayaan, pandangan maupun tradisi di luar kekristenan, maka Nikodemus pasti langsung mengerti apa yang Yesus maksudkan. Sekali lagi, Nikodemus bukan orang sembarangan, yang berilmu sedikit. Bukan seorang pemuda yang baru tamat wisuda. Tapi, ilmunya tidak sampai, waktu Yesus mengatakan bahwa untuk melihat Kerajaan Surga/diselamatkan, seseorang harus dilahirkan kembali (ay. 3). Dengan jujur ia mengatakan ketidakmengertiannya dengan bertanya, apakah harus masuk kembali ke dalam rahim ibu lagi (ay. 4)?
2. Makna yang khusus.
Kata lahir baru mengandung makna yang sangat khusus, yaitu bahwa manusia dalam peristiwa lahir baru itu adalah selalu pasif. Sedangkan dalam pertobatan/bertobat, manusianya yang aktif. Tidak pernah dikatakan, tidak mungkin dan tidak pernah ada orang bisa melahirkan dirinya sendiri. Dalam hal kelahiran fisik, manusia (bayi) pasti dalam keadaan pasif. Ia dilahirkan. Ia bukan melahirkan. Ia pasti dilahirkan oleh ibunya. Demikian juga dalam lahir rohani, manusia juga pasif. Hal ini menunjukkan bahwa hal kelahiran baru, manusia tidak berbuat apa-apa.
3. Pribadi yang khusus.
Siapa yang melahirkan? Tuhan Yesus yang melahirkan. Tidak ada pribadi lain yang bisa melakukan hal yang ajaib ini. Hal ini menunjukkan bahwa semua adalah anugerah Tuhan yang sempurna (Sola Gratia). Anugerah ini semakin sempurna karena 100% tidak ada partisipasi dan jasa manusia didalamnya. Paulus menegaskan bahwa karena kasih karunia Allah, kita diselamatkan. Itu bukan hasil usaha kita. Itu adalah pemberian Tuhan. Bukan hasil pekerjaan kita. Kita tidak boleh memegahkan diri dengan mengatakan, bahwa kita berbagian dalam karunia keselamatan tersebut (Ef. 2:8-9).
4. Frekuensi yang khusus.
Lahir baru hanya terjadi 1x saja dalam kehidupan seseorang. Sedangkan pertobatan bisa terjadi berkali-kali. Lahir baru bisa terjadi bersamaan dengan bertobat, bila orang tersebut menerima Yesus dan bertobat. Alkitab mengatakan bahwa saat kita percaya dan menerima Yesus, kita diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Jadi saat kita menerima-Nya masuk hati kita, kita dilahirkan kembali. Kita mengalami lahir baru. Saat itu, kita juga bertobat, berhenti dari semua perbuatan dosa kita. Tapi tidak setiap kali kita bertobat, kita menerima Yesus masuk ke dalam hati kita lagi.
5. Hubungan keterkaitan yang khusus.
Lahir baru dan bertobat memang adalah 2 hal yang berbeda. Tapi keduanya sangat berkaitan. Tidak mungkin lahir baru yang sejati tanpa dinyatakan dengan pertobatan (hidup baru). Seorang yang lahir baru, pasti dilanjutkan, dinyatakan, dibuktikan dengan hidup baru yang baik. Saat seseorang sudah menerima Yesus, ia suka pada hal-hal yang baik. Ia tidak suka hal-hal yang berdosa dan jahat seperti sebelumnya. Ia akan meninggalkan hal-hal yang tidak berkenan pada Tuhan. Ia memiliki hidup yang baru sesuai dengan kelahiran barunya. Mungkin saja pertobatan tanpa lahir baru. Tapi lahir baru tidak mungkin tanpa pertobatan.
Recent Comments