Select Page

LEMBU

Manusia memang tidak sempurna. Dan memang tidak ada manusia yang sempurna. Bahkan untuk ukuran seorang imam yang sudah lulus berbagai syarat saja, juga masih sangat mungkin berbuat dosa. Seperti imam di dalam ayat ini. Ia dikatakan adalah imam yang diurapi. Untuk menjadi seorang imam yang diurapi, ia harus memenuhi dan lulus berbagai macam persyaratan berat. Namun, hal itu tidak menutup kemungkinan, bahwa ia masih mungkin berbuat dosa. Bukan berarti, ia boleh berbuat dosa atau malah mendorong ia untuk berbuat dosa. Tidak bisa dibalik logikanya. Seperti ada pepatah mengatakan, ”To err is humane, but to forgive is divine”
(Melakukan kesalahan itu manusiawi, tapi mengampuni itu ilahi). Nah, bila ternyata dan sangat disayangkan, seorang imam berbuat dosa, maka ia harus mempersembahkan lembu jantan muda. Mengapa demikian?

a.       Lembu itu mahal (Expensive).

Yang pertama bila kita berbicara tentang lembu, sangat jelas bahwa lembu itu mahal harganya. Tidak sama harganya dengan kambing atau binatang-binatang kecil lainnya. Sampai sekarang, ada suku-suku di Indonesia yang juga masih mempersembahkan lembu atau menyembelih lembu dalam upacara-upacara keagamaan mereka. Dan untuk itu, ia harus berhutang, karena harga lembu yang mahal. Hal ini untuk mengingatkan bahwa harga sebuah dosa itu mahal. Maka jangan berbuat dosa. Karena bisa dibayangkan kalau 1 dosa harus dibayar dengan 1 lembu, maka berapa lembu harus disembelih untuk bayar dosa-dosa yang dilakukan dengan sembarangan.

 

b.      Lembu itu merepotkan (Elaborative).

Mempersembahkan lembu itu amat rumit. Merepotkan. Complicated. Tidak semudah mempersembahkan burung merpati misalnya. Perlu ini dan itu untuk bisa mempersembahkan lembu. Jauh lebih repot dan banyak urusan. Melibatkan banyak orang untuk bisa menyembelih, memotong-motong, membersihkan, dll. tentu saja, juga lebih lama hangusnya, tatkala dibakar di atas mezbah. Hal ini dimaksudkan, supaya lebih banyak waktu untuk di rumah Tuhan dan otomatis mengurangi waktu sendirian, yang menjadi celah kesempatan untuk berbuat dosa. Tatkala ia sibuk ini itu, maka ia tidak memiliki kesempatan untuk memikirkan hal-hal lain yang berdosa. Tangan kakinya dan pikirannya occupied, sehingga ia fokus kepada hal persembahan ini.

 

c.       Lembu itu membebaskan (Emancipative).

Dengan mempersembahkan lembu, maka imam itu bebas dari dosa. Dosanya sudah diampuni. Ia menjadi bersih. Tidak berhutang. Tidak ada hukuman lain. Selesai. Beres. Lunas. Habis. Hilang. Sering kali, banyak orang sudah mengakui dosa, bahkan sudah menjalani hukuman dosanya, tapi ia masih harus menanggung hukuman-hukuman lain yang seharusnya tidak ia tanggung. Celakanya, hukuman-hukuman itu juga diberikan oleh orang-orang yang juga sebenarnya bukan orang-orang yang tidak pernah berbuat salah. Hanya bedanya, dosa-dosa mereka tidak ketahuan.

 

d.      Lembu itu mendidik (Educative).

Dengan mempersembahkan lembu, hal yang bisa disampaikan adalah, semakin tinggi posisi seseorang, maka ia harus lebih serius menanggung konsekwensi dari dosanya. Maka, kita semua harus lebih hati-hati menjaga hidup kita, supaya kita selalu bersih suci di hadapan-Nya. ASH.