Select Page

LUPA

Sungguh mengagetkan kalau kita merenungkan topik ini. Tuhan lupa? Tuhan yang Maha Tahu dan Serba Tahu bisa lupa? Apakah tidak salah ayat ini? Mungkin penterjemah salah menterjemahkan. Rupanya tidak demikian. Penterjemah tidak salah menterjemahkan. Ayat ini memang benar demikian. Ayat ini menyampaikan kepada kita 1 fakta tentang Tuhan, bahwa memang Tuhan bisa lupa. Rupanya juga bukan hanya di sini, tapi dalam Mazmur juga dituliskan demikian, yang ayat-ayatnya dibuat lagu, yang kita nyanyikan di atas.

Ia lupa karena Ia memutuskan dan menghendaki untuk melupakan. Ini tidak bertentangan dengan kemahatahuan-Nya dan keserbatahuan-Nya. Tuhan Maha Tahu, yes. Tuhan Serba Tahu, yes. Tapi, Tuhan juga Maha Kuasa. Ia sanggup melakukan apa saja. Tidak ada batas yang membatasi kekuasaan-Nya. Termasuk untuk melupakan sesuatu. Kalau Ia yang memutuskan dan menghendaki itu terjadi, maka itu terjadi. Sebaliknya, kalau Ia tidak menghendaki, apapun dan siapapun tidak bisa melakukan itu kepada-Nya atau membuat-Nya melakukan hal itu.

Apa yang Ia lupakan? Ia melupakan segala dosa kesalahan kita. Dosa kesalahan kita tidak diingat-Nya lagi. Termasuk di dalam buku catatan kehidupan, segala dosa kita dihapuskan. Kita suci putih bersih. Di hadapan Tuhan dan bagi Tuhan, kita tidak bersalah. Bukan tidak pernah bersalah. Jelas, kita pernah bersalah dan berdosa. Tapi, karena anugerah-Nya dan oleh darah-Nya, segala dosa kesalahan kita dihapuskan dan dilupakan-Nya. Apa arti dilupakan dalam bagian ini?

a.       Tidak didakwakan.

Segala dosa kita sudah selesai. Kita bukan terdakwa. Kita tidak akan didakwa untuk semua hal yang sudah pernah kita lakukan. Kenapa? Karena sudah diampuni, dihapuskan dan dilupakan Tuhan.

 

b.      Tidak dibicarakan.

Tidak ada lagi topik mengenai dosa kita yang akan muncul dan dibicarakan dalam pembicaraan atau komunikasi dengan Tuhan. Termasuk di Surga kelak, hal kesalahan kita sudah tidak ada dan tidak akan disinggung lagi. Sudah lupa. Sudah beres. Sudah lewat.

 

c.       Tidak dijadikan sebab.

Tuhan akan memperlakukan kita sebagai anak, bukan sebagai kriminal atau orang bersalah. Kita sudah diampuni. Kita bukan musuh Allah. Kita menjadi anak Tuhan yang kekasih.

 

Bagaimana dengan kita hari ini? Keadaan kita hari ini tidak berhubungan dengan dosa kesalahan kita. Jangan berpikir bahwa wabah ini adalah akibat Tuhan marah, karena kita berdosa. Memang kadang wabah bisa terjadi karena dosa. Tapi tidak tiap kali ada wabah, lalu pasti karena akibat dosa. Saat kita menerima Tuhan, bertobat, segala dosa kita sudah dihapus.

 

Kiranya dalam bulan musik ini, sukacita kita lebih memuncak, karena bukan hanya anugerah keselamatan Surga yang kita terima, tapi juga pengampunan dosa yang sempuran, di mana kita tidak perlu mengingat-ingat dan khawatir, bahwa kita masih harus mempertanggungjawabkan dosa kita lagi kelak.