MEMBAWA DAMAI
Matius 5 : 9
“Berbahagialah org yg membawa damai, karena mereka akan disebut anak2 Allah”
Setiap orang mendambakan kedamaian, ketenangan dan kenyamanan, tetapi seringkali yg kita jumpai adalah ketidakdamaian, ketidaktenangan, dll. Apalagi di tengah situasi pandemi saat ini, kita mengharapkan situasi kembali normal dan baik seperti sediakala, tetapi jika kita amati, jumlah org2 yg sakit masih tinggi. Kita hidup dlm kekuatiran setiap hari, kuatir akan kesehatan kita, ekonomi kita, pendidikan anak2 kita, dll. Kita mengharapkan ada kedamaian kembali dalam hidup kita spt sebelum pandemi ada.
Kedamaian bukanlah sesuatu yg mudah utk diwujudkan. Ini membutuhkan kerja keras dari setiap kita. Tetapi org Kristen yg sejati ditandai dgn kasih yg membawa damai dimanapun dia berada. Org yg membawa damai berarti org itu sudah memiliki damai. Dia sudah diperdamaikan dulu dgn Allah dan dgn dirinya sendiri sehingga dia bisa membawa damai.
Damai dlm bhs Ibrani adalah ‘SHALOM’ yg diartikan sesuatu yg sudah komplit, yg sdh tidak dapat ditambahkan lagi. Shalom seringkali diartikan sbg damai sejahtera Allah. Jadi waktu kita mengatakan shalom, berarti ‘damai sejahtera Allah menyertaimu’.
Adalah mudah jika kita membawa damai ditengah situasi yg tenang, nyaman dan aman. Tdk usah diapa2in, damai sdh ada sendiri. Tetapi kita dituntun membawa damai di tengah situasi yg penuh dgn konflik, situasi yg tidak menyenangkan bagi kita dan situasi yg org2 yg berbeda sifat dr kita. Ada harga yg harus kita bayar, ada pengorbanan yg harus kita terima baik itu berkorban perasaan, tenaga, waktu, dll. Yesus membawa damai dari Allah utk manusia supaya manusia diselamatkan, tetapi apa yg diterima Yesus? Dia dihina, disiksa, dicari kesalahan-Nya, bahkan mati di kayu salib.
Sebaik dan sesempurna apapun tindakan/perkataan kita, kadang2 membuat konflik tidak terhindarkan. Lalu apa yg harus kita lakukan bila ternyata ada ketdkdamaian?
1. Kita harus rendah hati mengusahakan berdamai dgn org lain, baik kita bersalah atau tidak.
Kita yg hrs dtg kpd org tsb. Tdk cukup hny mendoakan org tsb. Kita yg hrs minta maaf, kita yg hrs terus memulai komunikasi, dll. Seperti dalam Roma 12:18 : “Sedapat2nya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dlm perdamaian dgn semua org” sehingga dunia dan mengakui bhw kita adalah anak2 Allah yg merefleksikan karakter Allah yg sejati.
2. Kita harus rela hati mengalah demi kedamaian itu.
Kita hrs siap memberikan kemenangan pd org lain. Tdk selamanya kita yg hrs dinomorsatukan, dipentingkan, diutamakan dan dimenangkan.
3. Kita harus rekonstruksi hati dgn tdk menyimpan kesalahan. Kita belajar melupakan kesalahan. Kita belajar bekerja sama lg dgn org tsb.
Kisah nyata: Pada thn 1914, di malam natal, saat itu terjadi perang antara Inggris, Jerman dan Perancis. Biasanya di malam Natal, pastilah para prajurit ingin berada di rumah, berkumpul dgn keluarga, menyiapkan kado, bernyanyi dan menikmati sukacita serta hidangan yg enak. Tapi kali ini mereka jauh dari rumah/keluarga dan org2 yg dicintai. Salju yg turun menambah dinginnya udara malam dan dinginnya hati mereka. Perut lapar, pakaian basah, dinginnya udara dan tempat yg becek serta ketidaknyamanan suasana perang merupakan suatu harmoni yg semakin menghilangkan semangat utk mengangkat senjata. Ada satu kerinduan utk duduk bersama keluarga di depan perapian sambil mengunyah kue yg lezat. Seorang prajurit yg tertembak merintih menahan sakit, sementara yg lain menggigil kedinginan. Pimpinan merekapun malam itu tdk spt biasanya. Ia kelihatan sangat sedih, menangis teringat akan anak dan istrinya. Entah kapan mrk akan pulang dan berada ditengah org2 yg mrk kasihi. Mrk semua diam membisu selama bbrp jam, tetapi tiba2 nampak cahaya kecil yg ber-gerak2 dari arah pasukan jerman. Ternyata ada prajurit jerman yg membuat pohon natal kecil dan mengangkatnya ke atas agar kelihatan. Ia melakukan itu sambil menyanyikan lagu Malam kudus. Alunan lembut lagu itu membuat hati para prajurit pilu krn mrk mengingat suanana natal di keluarga mrk. Prajurit Jerman yg menyanyi itu ternyata seorang penyanyi tenor opera terkenal sebelum dikirim ke medan perang. Sambil menyanyi, prajurit itu berdiri dari tempat persembunyiannya sehingga musuh dpt melihatnya. Ia ingin menyampaikan makna Natal yg sesungguhnya, yaitu berbagi kasih dan damai. Prajurit itu bersedia mengorbankan nyawanya, ia bersedia ditembak musuh krn mrk pasti bisa melihatnyadgn jelas. Tetapi, apa yg terjadi? Satu per satu dari masing2 pasukan keluar dari persembunyiannya dan ikut menyanyi. Mrk berkumpul bersama dan air mata tak tertahankan. Seorang prajurit Inggris musuh bebuyutan Jerman malah mengiringi nyanyian tsb dgn alat music tiup yg dibawanya. Tidak ada lagi lawan, tidak ada peperangan, tidak ada benci, yg ada hanya kedamaian di dlm kebersamaan. Mrk semua bernyanyi dlm bhs mrk masing2. Mrk yg tadinya musuh yg berusaha saling membunuh, kini merasakan aliran damai Natal. Mrk bersama2 menyembah dan bersyukur atas kelahiran Juruselamat. Amin (MR)
Recent Comments