MISKIN DI HADAPAN ALLAH
Matius 5 : 3
Ayat ini adalah bagian dari 9 ucapan bahagia yg diajarkan Yesus kepada murid2-Nya dan org banyak dlm kotbah-Nya di bukit. Ucapan bahagia yg pertama adalah miskin di hadapan Allah.
Kata ‘miskin’ sering muncul dlm Alkitab. Kamus Besar Bhs Ind menterjemahkan miskin yg berarti tidak berharta secara materi, serba kekurangan. Bisa juga diterjemahkan tidak memiliki apa2 sama sekali sehingga hanya mengandalkan pemberian org lain utk bertahan hidup.
Apakah maksud dari ayat ini? Apakah kita harus menjadi miskin secara keuangan dulu, tidak punya apa2 supaya jadi bahagia? Apakah kita harus membuang semua harta kita spy kita bahagia? Ada sih orang yang berpandangan spt itu. Tapi bukan demikian maksud Yesus. Yesus tdk berkata bhw org miskin pasti bahagia. Bisa ssja org kaya juga bahagia. Mis.: Daud, Salomo, Ayub, dll. Ayat ini tidak ada hubungannya dgn materi/ uang, tetapi berhubungan dgn rohani.
Org yg miskin di hadapan Allah menyadari bahwa ia tdk dapat hidup dgn kekuatannya sendiri. Ia merendahkan diri di hadapan Tuhan dan menggantungkan hidup sepenuhnya kepada Allah. Org2 demikianlah yg dikehendaki Allah.
John Calvin berkata: ”Hanya org yg menganggap dirinya tak berarti sama sekali di mata Tuhan, lalu semata-mata bergantung pd anugrah Tuhan, org seperti itulah yg miskin di hadapan Allah.”
Kerajaan Surga diberikan kepada org percaya bukan sebagai upah, krn kita sudah melakukan kebaikan/sesuatu. Manusia tidak akan bisa mendapat Kerajaan Surga dgn usahanya dan dgn keberadaan dirinya yg penuh dosa. Kerajaan Surga diberikan kepada org percaya sbg anugrah krn Allah mengasihi manusia.
Apa tanda2 org yg miskin di hadapan Allah?
1.Selalu haus utk selalu datang pada Tuhan.
Orang yg haus akan Tuhan akan terus berusaha mencari kebenaran ttg Tuhan, belajar tentang Tuhan, rindu selalu berdoa, membaca Alkitab dan ke gereja. Ia pasti otomatis menyediakan waktu utk bisa bersekutu dgn Tuhan.
2. Menyadari bhw dia harus hidup bergantung pada Tuhan
Hal ini akan membuat org tsb kuat dan bisa melakukan semua kehendak Tuhan, bahkan menatap masa depannya bersama Tuhan. Dia tidak takut akan masalah yg akan datang karena Tuhan ada bersamanya.
Eric Liddell adalah org percaya yg berasal dari Skotlandia. Ia adalah seorg pelari yg ikut dlm olympiade pd thn 1924 di Paris. Bbrp bulan sebelum berlomba, ia menemukan bhw perlombaan lari itu ternyata jatuh pd hari minggu. Ia menolak utk melakukannya, sebab baginya hari minggu adalah hari Tuhan, hari khusus dimana ia dpt bersekutu dgn Tuhan dan org2 Kristen lainnya dan bukan hari utk bermain. Keputusannya menuai kritik dan dianggap telah mengkhianati negaranya karena menolak bertanding pd hari minggu. Eric tetap menolak ikut dlm lomba 100 m yg jatuh pd hari minggu, apapun akibatnya. Ia tahu bhw bersekutu dan berjemaat jauh lebih penting dibandingkan mengikuti lomba lari 100 meter. Eric akhirnya memilih mengikuti lomba lari 200 m yg bukan jatuh pd hari minggu. Dan apa yg terjadi? Eric memenangkan medali emas utk Great Britain yg memecahkan rekor dunia. Eric dikenal krn kepercayaannya melakukan apa yg benar, berapapun harga yg harus ia bayar. Kehidupan Eric ini didokumentasikan menjadi film dgn judul “Chariots of Fire”.
Mari kita terus haus/rindu mencari kehendak Tuhan dan lebih dekat dan lebih dekat lagi kpd Tuhan. Biarlah itu menjadi bagian kita yg tidak dpt diambil dari kita. Amin. (MR)
Recent Comments