Roma 10:9.
”Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”
PERCAYA
Banyak orang menganggap kata ”percaya” ini sebagai kata yang kurang serius. Memang realitanya banyak orang dengan mudahnya berkata atau mengaku percaya, tapi sebetulnya tidak percaya. Mulutnya berkata percaya, tapi dalam hatinya, berkata tidak percaya. Bibirnya berkata percaya, tapi perbuatannya bertolak belakang dengan kata tersebut. Apakah memang percaya adalah sedangkal itu?
Paulus dalam bagian ini menegaskan bahwa percaya (believe) tidak seperti itu. Ini bukan percaya yang sembarangan, asal bunyi, asal-asalan. Ini percaya yang serius dan dalam. Ini percaya yang sedemikian rupa sampai:
a. Sesuai antara mulut dan perbuatan.
Bukan hanya di bibir saja, tapi sampai mempengaruhi dan dinyatakan dalam perbuatan. Sebagaimana perkataannya, demikian pula kelakukannya. Nabi Yesaya berkata bahwa bangsa Yehuda ini mengakui Tuhan dengan bibirnya, tapi hatinya menjauh dari pada Tuhan (Yes. 29:13).
Bagi saya, justru apa yang dikatakan Alkitab tentang percaya ini sangat berat. Karena hanya 1x saja. Hanya 1x berkata percaya, seluruh hidup harus menunjukkan hal itu. Tidak bisa berkata percaya, tapi ngomel, menuntut, memberontak, bersungut-sungut, dst.
Jadi, Alkitab tidak memisahkan antara mulut dan perbuatan. Itu bukan 2 hal yang berbeda. Itu bukan 2 hal yang saling menambah. Maksudnya, bukan berarti pengakuan ditambah dengan perbuatan. Seolah 2 hal yang berbeda dan berdiri sendiri-sendiri. Percaya dan perbuatan itu 1 kesatuan yang tak terpisahkan.
Banyak orang menganggap percaya saja tidak cukup, harus ditambah dengan perbuatan. Perhatikan ayat pembanding dalam Yoh. 3:16, dikatakan bahwa barangsiapa yang percaya (tidak ada tambahan lain), ia tidak binasa.
Tidak dikatakan bahwa barangsiapa yang percaya dan berbuat baik, ia tidak binasa, dst.
b. Sesuai antara di hadapan orang dan di hadapan Tuhan.
Orang yang berkata percaya harus ingat, bahwa ia tidak hanya mengatakan hal ini secara tersembunyi. Justru ia harus berani dan siap mengatakan kepercayaannya ini di hadapan siapapun. Bisa kepada anggota keluarga, kepada kawan-kawan, kepada pejabat pemerintahan, bahkan kepada orang-orang yang berseberangan dengan iman kepercayaan kita. Paulus mengakui dan menyaksikan iman kepercayaannya dan pertobatannya berkali-kali, di hadapan berbagai macam orang, kepada orang-orang Yahudi (Kis. 22:6ff), kepada Raja Agripa (Kis. 26:13ff), kepada gereja-gereja penerima suratnya (kepada gereja Filipi, Fil. 3:6), kepada anak rohaninya, Timotius (I Tim. 1:13), dll.
Tapi yang paling berat adalah bukan di hadapan manusia, melainkan di hadapan Tuhan yang Maha Suci dan Maha Melihat. Ia tahu dengan persis apa yang terjadi. Maka tatkala seseorang mengaku percaya, pertanyaannya, apakah Tuhan setuju dengan keseriusannya mengucapkan kepercayaannya itu. Karena ini bukan percaya kepada manusia, yang tidak dapat melihat isi hati.
c. Sesuai hari ini dan esok hari bahkan sampai selama-lamanya.
Ini kepercayaan yang melintasi batas waktu. Ini kepercayaan yang kuat, yang bukan hari ini percaya, besok menyangkal. Hari ini percaya, besok ada masalah, tidak percaya. Hari ini percaya, karena keadaan tertentu, meninggalkan kepercayaannya. Ini kepercayaan yang kuat tahan banting. Kita bisa melihat kehidupan Paulus yang setia sampai mati syahid dengan dipenggal karena imannya kepada Tuhan Yesus.
Bagaimana dengan kita hari ini? Keadaan kita hari ini menjadi alat tes yang berat untuk iman kepercayaan kita. Apakah kita yang mengaku percaya, melanggar banyak perintah Tuhan? Apakah kita yang mengaku percaya, tidak bersungut-sungut untuk menyatakan iman kita? Apakah kita yang mengaku percaya, tidak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri?
Kiranya dalam bulan perdamaian ini, hati kita dipenuhi damai dan keyakinan akan pemeliharaan Tuhan yang sempurna atas hidup kita, sehingga kita bisa selalu kuat dan semangat dalam menjalani hari-hari kita dengan selalu beriman kepada Tuhan. (ASH)
Recent Comments