Select Page

YUSUF

Di sini, kita akan berkenalan dan belajar dari hidup seorang yang bernama Yusuf dari Arimatea. Ada banyak orang bernama Yusuf. Kenyataannya, memang nama Yusuf sangat diminati, bukan di daerah Israel saja, tapi di seluruh dunia. Yusuf yang 1 ini berbeda dengan Yusuf-Yusuf yang lain. Ia muncul pada akhir hidup Yesus di bumi ini. Alkitab menjelaskan tentang Yusuf ini cukup detil. Ia adalah orang yang kaya (Mt. 27:57). Ia adalah anggota majelis besar yang terkemuka (Mk. 15:43). Ia adalah orang yang baik dan benar (Lk. 23:50). Ia adalah murid Yesus (Yoh. 19:38). Perhatikan masing-masing penginjil memberikan data yang saling melengkapi. Tapi bukan itu saja. Ia yang meminta mayat Yesus kepada Pilatus dan menurunkannya dari salib (Yoh. 19:38). Pertanyaannya, mengapa bukan murid-murid Yesus yang lain yang meminta kepada Pilatus? Mengapa bukan orang-orang yang pernah ditolong Yesus, yang mengalami mujizat luar biasa, yang diusir setannya, yang makan roti dan ikan yang diberikan-Nya, yang mendengar khotbahnya, dll? Ke mana mereka semua? Mengapa tidak muncul pada kejadian ini?

 

Apa yang mau kita renungkan adalah mengenai hati Yusuf. Ia sungguh memberikan kita teladan, bagaimana orang yang baik dan benar itu. Ia menjadi murid Yesus tidak dengan motivasi-motivasi yang orang lain mungkin lakukan, yaitu mendapat (to get). Banyak orang mau ikut Yesus dengan motivasi ini. Mereka ingin mengalami mujizat, menjadi kaya, hidup diberkati terus, semua doa dikabulkan, sehat, sukses, berhasil, tambah maju bisnis, dll. Dengan kata lain, mereka ingin mendapat sesuatu dari Yesus. Mendapat … mendapat … mendapat. Mereka membungkus motivasi ini rapat-rapat dengan semua hal yang kelihatan baik. Padahal di dalamnya, ada keegoisan yang belum dibereskan. Begitu apa yang diharapkannya tidak tercapai, maka ia akan segera meninggalkan Yesus.

 

Di sini, kita belajar tentang kekejaman. Orang yang kejam di sini, bukan hanya mereka yang menyalibkan Yesus, memukuli, meludahi, menghina, dll. Bukan hanya orang yang mengadili, memfitnah dan menghujat Yesus. Tapi juga orang-orang yang mau memanfaatkan Yesus. Ibarat pepatah, ”Ada uang abang sayang. Tidak ada uang, abang ditendang.” Ada berkat, ikut Yesus. Tidak ada berkat, tinggalkan Yesus. Ada kesulitan, tantangan dan masalah, dengan segera beralih mencari jalan dan orang yang bisa menolong. Merasa doa tidak terjawab, langsung cepat berpindah ke orang pandai, dukun, paranormal, dll.

 

Bagaimana dengan situasi kita hari ini? Rasanya keadaan tidak makin membaik. Penyakit dan orang sakit makin bertambah banyak. Keadaan ekonomi juga makin membuat stress, dll. Apakah kita masih percaya bahwa segala sesuatu ini Tuhan izinkan demi kebaikan kita? Apakah kita masih berdoa kepada Tuhan? Apakah kita masih beriman kepada Tuhan? Apakah kita masih mau ikut Yesus?

 

Dalam bulan perdamaian ini, kiranya hati kita dipenuhi damai dan selalu percaya bahwa segala sesuatu ada dalam genggaman tangan Tuhan yang mengatur dengan sempurna indah pada waktunya.

 

  1. Pujian.

Tuhan ku mau menyenangkan-Mu, Tuhan bentuklah hati ini

Jadi bejana untuk hormat-Mu, cemerlang bagai emas murni

 

Menyenangkan-Mu, senangkan-Mu, hanya itu kerinduanku )2x

 

Tuhan ku serahkan hatiku, semua ku berikan pada-Mu

Kuduskan hingga tulus selalu, agar aku menyenangkan-Mu

 

  1. Pokok Doa.
    1. Berdoa bagi tiap kita, agar tetap beriman dan setia sekalipun dalam kesulitan yang besar dan lama.
    2. Berdoa bagi orang-orang yang sudah menerima vaksin Corona, supaya betul bisa mendatangkan hasil yang baik untuk memberikan kesehatan.
    3. Berdoa bagi pemerintah kita. Supaya pemerintah kita menjadi lebih takut akan Tuhan, jujur dan mau memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya.
    4. Berdoa bagi persiapan dan proses gereja-gereja untuk beribadah on site, termasuk gereja kita. Kiranya Tuhan memberkati, bisa berjalan baik dan menjauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan.